Jumat, 09 September 2011

Filariasis


Penyakit ini disebabkan oleh cacing filarial, yaitu Wuchereria Bancrofti

Morfologi Parasit
Cacing memiliki bentuk halus seperti benang dan berwarna putih susu. Cacing betina berukuran 65-100 x 0,25 mm dan yang jantan berukuran 40 x 0,1 mm. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang berselubung dengan ukuran 250-300 x 7-8 mikron. Merupakan larva dari makrofilaria sekali keluar jumlahnya puluhan ribu. Mempunyai sarung.

Siklus Hidup Parasit
Siklus hidup cacing filaria dapat terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk tersebut menggigit dan menghisap darah orang yang terserang filariasis, sehingga mikrofilaria yang terdapat ditubuh penderita ikut terhisap kedalam tubuh nyamuk.
Mikrofilaria tersebut masuk kedalam paskan pembungkus pada tubuh nyamuk, kemudian menembus dinding lambung dan bersarang diantara otot-otot dada (toraks). Bentuk mikrofilaria menyerupai sosis yang disebut larva stadium I. Dalam waktu kurang lebih satu minggu larva ini berganti kulit, tumbuh menjadi lebih gemuk dan panjang yang disebut larva stadium II. Pada hari ke sepuluh dan seterusnya larva berganti kulit untuk kedua kalinya, sehingga tumbuh menjadi lebih panjang dan kurus, ini adalah larva stadium III. Gerak larva stadium III ini sangat aktif, sehingga larva mulai bermigrasi mula-mula ke rongga perut (abdomen) kemudian pindah ke kepala dan alat tusuk nyamuk.
Apabila nyamuk yang mengandung mikrofilaria ini menggigit manusia. Maka mikrofilaria yang sudah berbentuk larva infektif (larva stadium III) secara aktif ikut masuk kedalam tubuh manusia (hospes). Bersama-sama dengan aliran darah dalam tubuh manusia, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe.
Di dalam pembuluh limfe larva mengalami dua kali pergantian kulit dan tumbuh menjadi cacing dewasa yang sering disebut larva stadium IV dan larva stadium V. Cacing filaria yang sudah dewasa bertempat di pembuluh limfe, sehingga akan menyumbat pembuluh limfe dan akan terjadi pembengkakan.
Tempat hidup makrofilaria jantan dan betina di saluran limfe dan kelenjar limfe. Tetapi pada malam hari mikrofilaria terdapat didalam darah tepi sedangkan pada siang hari mikrofilaria terdapat di kapiler alat-alat dalam seperti paru-paru, jantung dan hati.
Di daerah perkotaan, parasit ini ditularkan oleh nyamuk Culex quinquefasciatus. Di pedesaan, vektornya berupa nyamuk Anopheles dan Aedes.
Penyebarannya diseluruh Indonesia baik di pedesaan maupun diperkotaan. Nyamuk merupakan vektor filariasis Di Indonesia ada 23 spesies nyamuk yang diketahui bertindak sebagai vektor dari genus: mansonia, culex, anopheles, aedes dan armigeres.
 
Reproduksi
Wuchereria Bancrofti termasuk dalam filum Nemathelminthes, yang umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing Wuchereria Bancrofti adalah Filariasis atau kaki gajah. Penyakit ini bersifat menahan (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.

Gejala Klinis
1.        Gejala dan tanda klinis akut
    • Demam berulang ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan timbul lagi setelah bekerja berat
    • Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak (limfadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
    • Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal ke arah ujung kaki atau lengan
    • Abses filaria terjadi akibat seringnya pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan dapat mengeluarkan darah serta nanah
    Pembesaran tungkai, lengan, buah dada dan alat kelamin perempuan dan laki-laki yang tampak kemerahan dan terasa panas. 


    2.        Gejala dan tanda klinis kronis
      • Limfedema, yaitu infeksi Wuchereria sp. mengenai kaki dan lengan, skrotum, penis, vulva vagina dan payudara, Infeksi Brugia dapat mengenai kaki dan lengan dibawah lutut/siku lutut dan siku masih normal
      • Hidrokel, yaitupelebaran kantung buah zakar yang berisi cairan limfe, dapat sebagai indikator endemisitas filariasis bancrofti
      • Kiluria kencing seperti susu, kebocoran sel limfe di ginjal, jarang ditemukan

      Diagnosis
      1.        Diagnosis parasitologi
        • Deteksi parasit, yaitu menemukan mikrofilaria di dalam darah, cairanhidrokel atau cairan kiluria pada pemeriksaan sediaan darah tebal, teknik konsentrasi knott, membran filtrasi dan tes provokatif DEC. pengambilan darah dilakukan malam hari mengingat periodisitas mikrofilaria umumnya nokturna. Pada pemeriksaan histopatologi, kadang-kadang potongan cacing dewasa dapat dijumpai di salurandan kelenjar limfe dari jaringan yang di curigai sebagai tumor.
        • Diferensiasi spesies dan stadium filaria, yaitu dengan menggunakan pelacak DNA spesies spesifik dan antibodi monoklonal untuk mengidentifikasi larva filaria dalam cairan tubuh dan dalam tubuh nyamuk vektor sehingga dapat membedakan antara larva filaria yang menginfeksi manusia dengan larva filaria yang menginfeksi hewan. Penggunaan masih terbatas dalam penelitian dan survey.
      2.        Radiodiagnosis
        • Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG). Melalui pemeriksaan pada skrotum dan kelenjar getah bening pasien dengan ultrasonografi (USG) akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak. Ini berguna terutama untuk evaluasi hasil pengobatan.
        • Pemeriksaan dengan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin. Hal ini ditandai dengan zat radioaktif menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfetik sekalipun pada penderita yang asimptomatik mikrofilaremia.
      3.        Diagnosis Imunologi
                  Dengan teknik ELISA dan Imunochromatographic Test (ICT). Kedua teknik ini pada dasarnya menggunakan antibodi monoklonal yang spesifik untuk mendeteksi antigen Wuchereria Bancrofti dalam sirkulasi. Hasil tes yang positif menunjukkan adanya infeksi aktif walaupun mikrofilaria tidak ditemukan dalam darah.
                  Pada stadium obstruktif, mikrofilaria sering tidak ditemukan lagi di dalam darah, akan tetapi dapt ditemukan di dalam cairan hidrokel atau cairan kiluria.

      Penularan Filariasis
      Nyamuk sebagai vector menghisap darah penderita (mikrofilaremia) dan pada saat itu beberapa microfilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam lambung nyamuk. Dalam tubuh nyamuk microfilaria tidak berkembang biak tetapi hanya berubah bentuk dalam beberapa hari dari larva 1 sampai menjadi larva 3, karenanya diperlukan gigitan berulang kali untuk terjadinya infeksi. Didalam tubuh manusia, larva 3 menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina serta bekembang biak.
      Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut digigit nyamuk yang sudah terinfeksi, yaitu nyamuk yang dalam tubuhnya mengandung larva 3. Nyamuk sendiri mendapat mikro filarial karena menghisap darah penderita atau dari hewan yang mengandung mikrofilaria.

      Pencegahan
      1.        Meminum obat anti penyakit gajah secara masal
      2.        Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk
      3.        Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk
      4.        Membersihkan semak-semak disekitar rumah
      5.        Tidur menggunakan kelambu
      6.        Lubang angin (ventilasi) rumah ditutup kawat kasa halus
      7.        Memakai obat gosok anti nyamuk
      8.        Melakukan penyemprotan untuk membunuh nyamuk dewasa
      9.        Memeriksa diri ke puskesmas atau dokter bila tetangga atau keluarga terkena filariasis.

      Pengobatan
      1.        Pengobatan Masal
      Dilakukan di daerah endemis (mf rate > 1%) dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombilansikan dengan Albendazole sekali setahun selama 5 tahun berturut-turut.
      Untuk mencegah reaksi pengobatan seperti demam atau pusing dapat diberikan Pracetamol.
      Pengobatan massal diikuti oleh seluruh penduduk yang berusia 2 tahun ke atas, yang ditunda selain usia ≤ 2 tahun, wanita hamil, ibu menyusui dan mereka yang menderita penyakit berat. 
      2. Pengobatan Selektif
      Dilakukan kepada orang yang mengidap mikrofilaria serta anggota keluarga yang tinggal serumah dan berdekatan dengan penderita di daerah dengan hasil survey mikrofilaria < 1% (non endemis).
      3. Pengobatan Individual (penderita kronis)
      Semua kasus klinis diberikan obat DEC 100 mg, tiga kali sehari selama 10 hari sebagai  pengobatan individual serta dilakukan perawatan terhadap bagian organ tubuh yang bengkak.